Selamat Datang

Blog berisi Cerita hangat, menggugah semangat

Pages

Sunday, June 17, 2007

Puisi Dari Seorang Sahabat

Puisi tercipta dari romantika kehidupan
Dan jadi kilas balik untuk kehidupan
bacalah untuk direnungkan……

Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu
sangat merindukan seseorang
Sehingga ingin hati menjemputnya dari
alam mimpi dan memeluknya
dalam alam nyata, semoga kamu memimpikan
orang seperti itu…

Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup,
pintu yang lain dibukakan
Tetapi acap kali kita terpaku terutama
pada pintu yang tertutup,
Sehingga tidak melihat pintu lain yang
dibukakan untuk kita
Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa
yang kita miliki sampai kita
kehilangannya

Tetapi sungguh benar pula bahwa kita
tidak tahu apa yang belum
pernah kita miliki sampai kita
mendapatkannya
Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang
cukup untuk membuatmu baik
hati
Cobaan yang cukup untuk membuatmu kuat.
Kesedihan yang cukup untuk membuatmu
manusiawi.
Pengharapan yang cukup untuk membuatmu
bahagia.
Dan uang yang cukup untuk membeli
segalanya.. he..he..

Awal dari cinta adalah membiarkan orang
yang kita cintai menjadi
dirinya sendiri,
dan tidak merubahnya menjadi gambaran
yang kita inginkan.
Jika tidak, kita hanya mencintai
pantulan diri sendiri yang kita
temukan didalam dirinya.
Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah
ketika kamu bertemu
seseorang yang sangat berarti bagimu dam
mendapati pada akhirnya
bahwa tidak demikian adanya dan kamu
harus melepaskannya.

Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu
dengan beberapa orang yang
salah sebelum bertemu dengan orang yang
tepat,
Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang
menangis, mereka yang disakiti
hatinya, mereka yang mencari dan mereka
yang mencoba
Karena hanya mereka itulah yang
menghargai pentinganya orang-orang
yang pernah hadir dalam hidup mereka.!!!

Cinta dimulai dengan sebuah senyuman
Bertumbuh dengan sebuah perhatian
Dan berakhir dengan sebuah tetesan airmata
Hanya perlu waktu semenit untuk menaksir
seseorang
Sejam untuk menyukai seseorang
Sehari untuk mencintai seseorang, tapi
Diperlukan waktu seumur hidup untuk
melupakan seseorang

Bermimpilah tentang apa yang kamu impikan
Pergilah ketempat-tempat kamu ingin pergi
Jadilah seperti yang kamu inginkan
Karena kamu hanya memiliki satu kehidupan
dan satu kesempatan untuk melakukan
hal-hal yang kamu inginkan
Pandanglah segala sesuatu dari kacamata
orang lain.
Apabila hal itu menyakitkan hatimu,
sangat mungkin hal itu menyakitkan hati
orang lain pula.

Orang-orang yang paling berbahagia tidak
selalu memiliki hal-hal
terbaik,
mereka hanya berusaha menjadikan yang
terbaik dari setiap hal yang
hadir dalam hidupnya.
Jangan tertarik kepada seseorang karena
parasnya,
sebab keelokan paras dapat menyesatkan.
Jangan pula tertarik kepada kekayaannya
karena kekayaan dapat musnah
Tertariklah kepada seseorang yang dapat
membuatnya tersenyum,
karena hanya senyum yang dapat membuat
hari-hari yang gelap menjadi
cerah.

Sahabat terbaik adalah dia yang dapat
duduk berayun-ayun di beranda
bersamamu,
tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan
kemudian kamu meninggalkannya
dengan perasaan telah bercakap-cakap
lama dengannya…

Strategi Pengentasan Kemiskinan dan Pembangunan Pedesaan

Abstrak

Pembangunan pertanian merupakan bagian integrasi dari pembangunan nasional dalam sasaran untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Sumbangan utama sektor pertanian terhadap pembangunan nasional diantaranya diwujudkan dengan menghasilkan bahan pangan untuk kebutuhan penduduk. Padi merupakan bahan pangan yang menjadi perhatian utama dalam pembangunan pertanian. Permintaan terhadap beras sebagai bahan pangan utama Indonesia terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan pendapatan dan elastisitas pendapatan yang cukup tinggi menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan pangan khususnya permintaan terhadap beras, sehingga persediaan beras yang ada tidak memenuhi peningkatan permintaan tersebut.

Perhatian utama pemerintah dalam masalah beras, selain menjamin ketersediaan beras juga menjaga kestabilan harga-harga. Badan pemerintah yang selama ini bertanggung jawab dalam penetapan harga beras adalah Badan Urusan Logistik (BULOG). Bertanggung jawab dalam penetapan harga, dan melakukan impor beras untuk menjamin keamanan stok beras nasional. Indonesia terus berusaha mendorong peningkatan produksi beras dalam negeri dan mengelola stok beras nasional untuk tujuan emerjensi dan stabilisasi harga. Produksi beras atau padi dalam negeri amat penting untuk menghindari tingginya risiko ketidakstabilan harga dan suplai beras dari pasar dunia, disamping terkait erat dengan usaha pengentasan kemiskinan dan pembangunan perdesaan.

Salah satu instrumen pokok dari kebijaksanaan di bidang perberasan adalah kebijaksanaan harga dasar gabah dan subsidi pupuk. Tujuan kebijaksanaan harga dasar gabah dan subsidi pupuk ini diataranya adalah menjaga harga dasar gabah cukup tinggi dan merangsang produksi yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani. Dalam upaya meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan harga gabah salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui penyimpanan gabah. Pada umumnya yang menahan penjualan sebagian besar gabahnya pada saat panen adalah petani dengan luas lahan 1,5 hektar atau lebih (Thahir, 1991). Koperasi pertanian merupakan kelembagaan agribisnis yang mempunyai potensi besar guna meningkatkan kemampuan golongan lemah (petani dengan luas lahan kurang dari 1,5 hektar) yang berperan aktif dalam usaha-usaha pembangunan, sehingga dapat melakukan penahanan penjualan tersebut.

Dalam perkembangan sistem perkreditan dan penjaminan pada saat ini, terdapat sistem kredit dan penjaminan yang dinamakan sistem resi gudang. Yaitu kegiatan yang berkaitan dengan penerbitan, pengalihan, penjaminan, dan penyelesaian transaksi resi gudang. Resi gudang adalah dokumen bukti kepemilikan atas barang yang disimpan di gudang yang diterbitkan oleh pengelola gudang.

Kata Kunci : Pembangunan Pertanian, Gabah, Harga Dasar Gasar, Koperasi Pertanian, Resi Gudang.

Pendahuluan

Pembangunan pertanian merupakan bagian integrasi dari pembangunan nasional dalam sasaran untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Sumbangan utama sektor pertanian terhadap pembangunan nasional diantaranya diwujudkan dengan menghasilkan bahan pangan untuk kebutuhan penduduk.

Padi merupakan bahan pangan yang menjadi perhatian utama dalam pembangunan pertanian. Hal ini dilakukan mengingat beras masih merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Usahatani padi mampu memberikan sumber pendapatan, lapangan pekerjaan, dan penghematan devisa negara.

Permintaan terhadap beras sebagai bahan pangan utama Indonesia terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan pendapatan dan elastisitas pendapatan yang cukup tinggi menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan pangan khususnya permintaan terhadap beras, sehingga persediaan beras yang ada tidak memenuhi peningkatan permintaan tersebut. Karena itu, pemerintah melakukan impor beras untuk menjamin penyediaan beras bagi masyarakat.

Perhatian utama pemerintah dalam masalah beras, selain menjamin ketersediaan beras juga menjaga kestabilan harga-harga. Badan pemerintah yang selama ini bertanggung jawab dalam penetapan harga beras adalah Badan Urusan Logistik (BULOG). Bertanggung jawab dalam penetapan harga, dan melakukan impor beras untuk menjamin keamanan stok beras nasional.

Indonesia terus berusaha mendorong peningkatan produksi beras dalam negeri dan mengelola stok beras nasional untuk tujuan emerjensi dan stabilisasi harga. Produksi beras atau padi dalam negeri amat penting untuk menghindari tingginya risiko ketidakstabilan harga dan suplai beras dari pasar dunia, disamping terkait erat dengan usaha pengentasan kemiskinan dan pembangunan perdesaan.

Indonesia telah menjadi negara net importir beras sejak lama. Pada periode 1998-1999, terjadi penurunan produksi padi (El Nino) yang bersamaan dengan krisis ekonomi, sehingga impor beras tertinggi yaitu mencapai 3,8 juta ton per tahun, dengan tingkat ketergantungan impor hampir 11%. Namun, impor beras menurun drastis pada periode 2004-2005, karena Indonesia melarang impor beras, kecuali beberapa jenis beras untuk penggunaan tertentu. Pada periode ini, impor hanya 206 ribu ton/tahun, dengan tingkat swasembada mencapai 99,5%. Dalam periode ini, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia juga mengekspor beras sebesar 22 ribu ton/tahun.

Salah satu instrumen pokok dari kebijaksanaan di bidang perberasan adalah kebijaksanaan harga dasar gabah dan subsidi pupuk. Tujuan kebijaksanaan harga dasar gabah dan subsidi pupuk ini diataranya adalah menjaga harga dasar gabah cukup tinggi dan merangsang produksi yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani.

Berdasarkan Instrumen Presiden Republik Indonesia tentang Kebijakan Perberasan, selama tahun 2002-2006 telah terjadi perubahan dalam kenaikan harga dasar gabah. Pada tahun 2002 harga dasar pembelian gabah pemerintah di gudang Bulog adalah Rp. 1.725,- (seribu tujuh ratus dua puluh lima rupiah) per kilogram gabah kering giling (GKG). Sedangkan pada tahun 2005, harga dasar pembelian gabah pemerintah adalah Rp. 1.765,- (seribu tujuh ratus enam puluh lima rupiah) per kilogram di tempat penyimpanan, atau Rp.1.740,- (seribu tujuh ratus empat puluh rupiah) per kilogram di penggilingan. Walaupun demikian, peningkatan harga dasar gabah yang telah ditetapkan pemerintah sering kali tidak dinikmati oleh petani. Salah satu penyebab akan hal ini adalah sebagian besar petani menjual gabah pada saat panen hingga terjadi kelebihan penawaran di pasar dan akhirnya mereka menerima harga bagah yang rendah. Karena itu, keuntungan yang diterima petani pun menjadi kecil.

Dalam upaya meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan harga gabah salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui penyimpanan gabah. Pada saat penen, apabila petani menahan penjualan gabahnya hingga beberapa bulan, maka petani akan menikmati keuntungan dari kenaikan harga yang terjadi. Dengan demikian, maka pendapatan petani pun akan meningkat.

Pada umumnya yang menahan penjualan sebagian besar gabahnya pada saat panen adalah petani dengan luas lahan 1,5 hektar atau lebih (Thahir, 1991). Koperasi pertanian merupakan kelembagaan agribisnis yang mempunyai potensi besar guna meningkatkan kemampuan golongan lemah (petani dengan luas lahan kurang dari 1,5 hektar) yang berperan aktif dalam usaha-usaha pembangunan, sehingga dapat melakukan penahanan penjualan tersebut.

PEMBAHASAN

Koperasi Pertanian

Koperasi pertanian adalah salah satu wadah organisasi yang dapat diandalkan terutama untuk usaha-usaha pertanian dan oleh tuntutan pasar harus dikerjakan dalam skala kecil. Koperasi merupakan suatu bentuk kelembagaan yang berasal dari kelembagaan sosial-ekonomi. Koperasi menjadi lembaga yang sesuai untuk memberdayakan petani dan mengembangkan agribisnis di perdesaan. Koperasi mampu memberdayakan anggotanya, sehingga dapat meningkatkan posisi tawar petani dan akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraaan anggotanya.

Peran penting koperasi dalam sektor pertanian banyak dijumpai baik pada negara maju maupun negara berkembang, dimana: melalui koperasi petani dapat memperbaiki posisi tawar mereka baik dalam memasarkan hasil produksi maupun dalam pengadaan input produksi yang dibutuhkan, dalam hal mekanisme pasar tidak menjamin terciptanya keadilan, koperasi dapat mengupayakan pembukaan pasar baru bagi produk anggotanya, dengan bergabung dalam koperasi, para petani dapat lebih mudah melakukan penyesuaian produksinya melalui pengolahan pascapanen sehubungan dengan perubahan permintaan pasar, dengan penyatuan sumberdaya para petani dalam sebuah koperasi, petani lebih mudah dalam menangani risiko yang melekat pada produksi pertanian, seperti : pengaruh iklim, heterogenitas kualitas produksi, dan sebaran produksi, dalam wadah organisasi koperasi, para petani lebih mudah berinteraksi secara positif terkait dalam proses pembelajaran guna meningkatkan kualitas SDM mereka, berdirinya koperasi sekaligus membuka lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi peran petani anggota maupun masyarakat di sekitarnya.

Hal ini membuat peran koperasi pertanian di Indonesia menjadi begitu penting dalam peningkatan produksi serta kesejahteraan hidup petani. Menurut Lukman M. Baga (2006), koperasi merupakan salah satu kelembagaan yang berperan dalam pengembangan sektor pertanian, seperti halnya KTNA, HKTI, PPSKI dan berbagai bentuk asosiasi petani seperti asosiasi petani tebu, asosiasi kopi, dll.

Keberadaan beberapa koperasi telah dirasakan peran dan manfaatnya bagi masyarakat, walaupun derajat dan intensitasnya berbeda. Setidaknya terdapat tiga tingkat bentuk eksistensi koperasi bagi masyarakat (PSP-IPB; 1999).

Pertama, koperasi dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu, dan kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat. Kegiatan usaha yang dimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan keuangan atau perkreditan, atau kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Kedua, koperasi telah menjadi alternatif bagi lembaga usaha lain.

Keterlibatan anggota atau juga bukan anggota dengan koperasi adalah karena pertimbangan rasional yang melihat koperasi mampu memberikan pelayanan yang lebih baik. Ketiga, koperasi menjadi organisasi yang dimiliki oleh anggotanya. Rasa memiliki ini dinilai telah menjadi faktor utama yang menyebabkan koperasi mampu bertahan pada berbagai kondisi sulit, yaitu dengan mengandalkan loyalitas anggota dan kesediaan anggota untuk bersama-sama koperasi menghadapi kesulitan tersebut.

Sebagai ilustrasi, saat kondisi perbankan menjadi tidak menentu dengan tingkat bunga yang sangat tinggi, loyalitas anggota Kopdit (koperasi kredit) membuat anggota tersebut tidak memindahkan dana yang ada di koperasi ke bank. Pertimbangannya adalah bahwa keterkaitan dengan Kopdit telah berjalan lama, telah diketahui kemampuannya melayani, merupakan organisasi ‘milik’ anggota, dan ketidakpastian dari daya tarik bunga bank.

Penyimpanan Gabah

Dalam penyimpanan komoditas pertanian terdapat dua risiko yang harus diperhatikan. Pertama adalah risiko terhadap penyusutan fisik dari produk yang dapat disebabkan oleh faktor alam, kebakaran, pencurian, gangguan serangga, atau gangguan lainnya. Sedangkan yang kedua adalah risiko terhadap perubahan harga yang disebabkan oleh perubahan harga yang terjadi terus-menerus sehingga harga yang akan terjadi tidak dapat diperkirakan (Dahl dan Dammond, 1977).

Penyimpanan pangan, khususnya gabah dalam bentuk cadangan nasional hanya sekitar 10 persen dari produksi total setiap tahunnya. Selebihnya, sebagian besar tersimpan di tingkat petani sebagai persediaan pangan dasar atau untuk memperoleh pendapatan (Widjono dkk, 1982). Menurut Thahir (1991), petani kecil dan menengah ( 0.4-1.5 hektar) pada umumnya menjual lebih dari 60 persen gabah hasil panennya. Sedangkan petani besar menjual sekitar separuh dari gabahnya dan lebih dari 25 persen disimpan.

Menurut Widjono dkk. (1998), tingkat kehilangan hasil panen dan pascapanen padi yang tertinggi terjadi pada tahap penen, perontokan, dan penggilingan. Sedangkan pada tahap penyimpanan, tingkat kehilangan hasil padi tidak terlalu berarti. Dengan demikian penyimpanan gabah yang dilakukan petani tidak menunjukkan tambahan biaya yang terlalu berarti bagi petani.

Perkembangan Teknologi Pengimpanan Gabah

Penanganan Pasca Panen.

Penanganan pasca panen tanaman pangan bertujuan untuk menciptakan produk dengan mutu tinggi, mengurangi kehilangan dan mendapatkan efisiensi daam pengolahan hasil panen dengan menggunakan peralatan yang tepat. Sasaran dari teknologi pasca panen adalah mendukung tercapainya diversifikasi pangan dan menciptakan produk baru untuk peningkatan nilai tamah bahan.

Kegiatan utama dalam pengolahan pasca panen primer padi adalah pemanenan, perontokan, pengeringan, penyimpanan, dan penggilingan. Setelah pemanenan, kegiatan selanjutnya yang menentukan kualitas beras adalah pada tindak pengeringan. Keterlambatan dalam pengeringan selama lima hari dalam musim hujan dapat menimbulkan butir kuning sebesar 3,83 persen, tergantung pada kadar air awal dan cara penyipanannya (Damardjati et al, 1989 dalam Thahir dkk, 1990).

Apabila perontokan telah dilakukan, maka pengeringan dapat dilaksanakan sampai kering giling, yang kemudian disimpan atau digiling. Proses ini adalah proses yang ideal untuk mendapatkan mutu gabah atau beras yang baik. Namun demikian, pada kenyataanya di lapangan tidak semua petani pemilik gabah dapat melakukan proses penjemuran karena sukar mendapat sinar matahari pada musim hujan dan tidak memiliki sarana pengeringan.

Proses pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin pengering, tetapi penggunaan mesin ini memiliki banyak kendala, antara lain : harga mesin pengering mahal, tidak terjangkau oleh petan, penggunaan dalam setahun singkat, biaya pengeringan, pemasaran, Pemerintah telah mengeluarkan harga dasar gabah pada tiga tingkat, yaitu Gabah Kering Panen (GKP), Gabah Kering Simpan (GKS), dan Gabah Kering Giling (GKG), yang penggolongannya berdasarkan pada tingka kadar airnya. Harga dasar pada umumnya berlaku untuk pengadaan pangan, sedangkan pada pemasaran umum tidak menjadi pegangan. Petani tidak mempunyai kekuatan pasar yang menyebabkan petani tidak tertarik menjual dalam bentuk kering.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dalam penanganan pasca panen padi, khususnya dalam penerapan mesin pengering, maka dikembangkan berbagai teknologi untuk mencari alternatif penanganan gabah melalui perawatan basah. Perawatan basah adalah penanganan gabah dalam keadaan basah untuk mengurangi kerusakan sebelum dikeringkan sampai kering giling (kadar air 14%). Disamping itu, dicoba juga alternatif teknologi yang dapat digunakan untuk penanganan pasca panen padi pada pengeringan dan penyimpanan.

Teknik Konservasi Gabah Basah.

Teknik konservasi gabah basah yang telah dikembangkan terdiri dari dua sistem, yaitu sistem kimia dan mekanis. Pada sistem kimia, dipergunakan bahan penyerap air, yaitu NACl dalam bentuk garam dapur. Sedangkan sistem mekanis dilakukan dengan mengatur sistem aerasi tempat penyimpanan.

Kerusakan gabah yang terjadi dengan cara kimia relatif rendah, yaitu di bawah satu persen. Ditinjau dari kadar butir kuning dan rusak, maka teknik konservasi gabah basah dengan garam dapur dapat dipakai untuk penyimpanan gabah basah sebelum dikeringkan. Keuntungan lain yang diperoleh adalah rendemen beras giling yang dihasilkan tetap tinggi.

Untuk menghilangkan residu garam, sebelum digiling harus dijemur kembali. Apabila rosedur ini ditempuh, timbulnya korosit daat dihindari. Teknik konservasi ini hanya dilakukan pada musim hujan.

Lumbung Pengering.

Lumbung pengering mempunyai kegunaan ganda, yaitu sebagai tempat penyimpanan dan pengeringan. Kontruksi lumbung ini dapat dibuat dari bahan yang tersedia di desa, seperti bambu dan bilik. Terdapat dua tipe lumbung pengering yang dikembangkan, yaitu : lumbung pengering yang dilengkapi dengan pengisap aliran udara sistem voltek, lumbung pengering dengan sistem aerasi dinding dan atap terbuka.

Kedua tipe lumbung tersebut dapat memuat sekitar satu ton gabah basah. Untuk mempercepat proses pengeringan kedua lumbung tersebut dilengkapi dengan tungku pemanas berbahan bakar sekam atau arang sekam, atau pembakaran limbah.

Teknik Penyimpanan Gabah Kadar Air Menengah.

Penanganan basah mengahsilkan kadar air sekitar 16 persen. Oleh karena itu, sistem penanganan basah harus didukung oleh cara penyimpanan yang dapat memanipulasi kadar air sekitar 16 persen.

Untuk keperluan tersebut telah dirakit lumbung penyimpanan dengan nama silo bambu (Thahir dkk, 1990). Kontruksi silo bambu dibuat dari kayu dan bilik bambu. Garis tengah silo adalah 1.5 meter, di bagian tengah terdapat cerobong bergaris tengah 0.3 meter yang diisi dengan kapur tohor sebagai absorben. Tinggi lumbung 2.88 meter, kapasitas penampungan sekitar satu ton gabah.

Silo bambu ini mampu menyimpan gabah dengan kadar air awal 16-17 persen selama satu tahun tanpa mengalami kerusakan yang berarti. Pada akhir penyimpanan, kadar air gabah telah turun menjadi 14.8 persen, sedangkan berat kapur bertambah sebanyak 12 kilogram karena menyerap air.

Sistem Pengeringan Multiguna.

Pengembangan sistem penanganan basah adalah mencari alternatif pengganti teknologi penggunaan mesin pengering di musim hujan. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa kendala utama dalam penggunaan mesin pengering adalah biaya operasionalnya yang mahal.

Alat pengering menggunakan bahan bakar sekam dengan pemanasan tidak langsung. Sisa udara pemanas dapat dialirkan ke dalam lumbung pengering lain untuk dimanfaatkan pengeringan lainnya. Dengan cara demikian, maka siklus pengeringan ini telah membentuk suatu sistem industri pedesaan.

Silo Penyimpanan Gabah Kadar Air Tinggi.

Silo high Mouisture Paddy Bin (HMPB) mempunyai dinding dua lapis yang dipisahkan oleh rongga udara 30 centimeter. Adanya lapisan udara dan dinding yang terbuat dari plat berlubang dapat meredam perbedaan suhu di dalam lumbung. Pada siang hari sisi timur lebih panas dari sisi barat, sedangkan pada sore hari terjadi sebaliknya sesuai dengan gerakan matahari. Sisi selatan dan utara berada diantaranya karena tidak menerima sinar matahari langsung. Penyebaran suhu di dalam silo (tumpukan gabah) tidak berbeda banyak baik pada siang maupun malam hari.

Silo HMPB dirancang untuk mampu menyimpan gabah pada kadar air tinggi. Gabah varietas IR-64 yang dismpan pada kadar air awal 23.04 persen wb, setelah disimpan selama 23 hari kadar airnya turun menjadi 16.14 persen. Ketebalan penyimpanan 45 centimeter juga tidak mempengaruhi perbedaan penurunan kadar air, baik dari arah sisi luar ke dalam maupun dari bagian atas ke bawah. Hal ini menandakan kontruksi silo mempunyai aerasi yang baik.

Pada akhir penyimpanan rata-rata gabah rusak karena berjamur menjadi 0.5 persen dari awalnya 0.22 persen. Gabah rusak karena kecambah juga rendah. Pada awal penyimpanan terdapat gabah kecambah sebesar 0.3 persen (karena pemanenan musim hujan) menjadi 0.42 persen pada akhir penyimpanan.

Rendemen beras yang didapatkan melalui penggilingan secara laboratorium persentasenya cukup tinggi. Pada akhir penyimpanan mencapai 69.7 persen mutu beras juga cukup baik dimana kandungan beras kepala mencapai 87.9 persen dan butir kuning 0.19 persen. Mutu ini masih berada dalam kelas A dalam persyaratan mutu beras untuk pengadaan pengan.

Tinggi silo dari permukaan tanah sekitar tiga meter. Kesukaran yang dihadapi dalam penanganannya adalah dalam pengisiannya, karena tenaga kuli harus menaiki tangga. Dengan tenaga dua orang, pengisian sebanyak 1826 kilogram dapat diselesaikan dalam kurun waktu 2 jam 57 menit sehingga kapasitas pengsisan menjadi 309.5 kilogram per jam per orang.

Pembongkaran lebih mudah dilakukan karena pada alas silo terdapat lubang pengeluaran, langsung dimasukkan dalam karung. Untuk pembongkaran dibutuhkan waktu hanya 30 menit dengan tenaga dua orang.

Sistem Resi Gudang (Sistem Tunda Jual)

Dalam perkembangan sistem perkreditan dan penjaminan pada saat ini, terdapat sistem kredit dan penjaminan yang dinamakan sistem resi gudang. Yaitu kegiatan yang berkaitan dengan penerbitan, pengalihan, penjaminan, dan penyelesaian transaksi resi gudang. Resi gudang adalah dokumen bukti kepemilikan atas barang yang disimpan di gudang yang diterbitkan oleh pengelola gudang. Pemegang resi gudang adalah pemilik barang atau pihak yang menerima pengalihan dari pemilik barang atau pihak lain yang menerima pengalihan lebih lanjut. Pengelola Gudang adalah pihak yang melakukan usaha pergudangan, baik Gudang milik sendiri maupuri milik orang lain, yang melakukan penyimpanan, pemeliharaan, dan pengawasan barang yang disimpan oleh pemilik barang serta berhak menerbitkan resi gudang.

Hak Jaminan atas resi gudang, yang selanjutnya disebut hak jaminan, adalah hak jaminan yang dibebankan pada resi gudang untuk pelunasan utang, yang memberikan kedudukan untuk diutamakan bagi penerima hak jaminan terhadap kreditor yang lain. Resi gudang terdiri atas resi gudang atas nama dan resi gudang atas perintah. Resi gudang atas nama adalah resi gudang yang mencantumkan nama pihak yang berhak menerima penyerahan barang. Resi gudang atas perintah adalah Resi Gudang yang mencantumkan perintah pihak yang berhak menerima penyerahan barang (UU-RI No 9 Tahun 2006, Tentang Sistem Resi Gudang).

Pelaksanaan Sistem Resi Gudang Pada Koperasi Pertanian

Saat panen, umumnya para petani menjual sebagian besar hasil panennya. Hal ini dilakukan karena petani memerlukan uang tunai untuk memenuhi kebutuhannya. Walaupun demikian, sebagian petani yang bergabung dalam koperasi pertanian melakukan penyimpanan gabah dengan tujuan untuk dijual beberapa waktu setelah musim panen berakhir.

Apabila petani koperasi melakukan penyimpanan gabah (resi gudang), maka pada saat memerlukan uang tunai dapat menggadaikan kwitansi resi gudang kepada koperasi (simpan pinjam) sebesar keperluannya. Selama dilakukan penyimpanan gabah petani koperasi dikenakan biaya gudang (penyimpanan) dari besar penyimpanan gabah (dalam satuan kg).

Secara umum pelaksanaan sistem resi gudang pada koperasi pertanian dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut:

6.jpg

Gambar 1. Skema Sistem Resi Gudang

Dari gambar 1 tersebut dapat dijelaskan bahwa penerapan sistem resi gudang, petani mampu menunda penjualan sampai pada saat harga gabah (GKG) naik. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya petani mendapatkan pinjaman maksimal sebesar 70% dari total penyimpanan gabah tersebut dari kopersi. Sehingga secara garis besar melalui koperasi pertanian, petani mendapatkan keuntungan ganda, pertama petani mampu meningkatkan pendapatan melalui penyimpanan dan tunda jual. Yang kedua petani mendapatkan SHU dari hasil jasa penyimpanan gabah , dan simpan pinjam tersebut.

Perkiraan perkembangan harga dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut:

2.jpg

Gambar 2. Perkiraan Perkembangan Harga

Berdasarkan Gambar 2. Dapat dilihat bahwa petani akan menerima harga terendah (P0) pada musim panen. Beberapa bulan kemudian setelah musim panen berakhir, harga akan meningkat hingga tertinggi mencapai P1. Apabila petani melakukan penyimpanan dan menjual gabahnya beberapa bulan setelah musim panen berakhir, maka petani akan menerima keuntungan dari peningkatan harga sebesar (P1 – P0).

Untuk keperluan penelitian atas adanya peningkatan pendapatan anggota koperasi pertanian dalam penerapan sistem resi gudang diperlukan analisis data kuantitatif yang meliputi analisis pendapatan usahatani, analisis pendapatan rumah tangga, analisis biaya penyimpanan gabah, analisis pendapatan setelah penyimpanan gabah, analisis anggaran parsial, dan analisis efisiensi penyimpanan.